Filum Porifera merupakan hewan multiseluler atau bersel banyak (metacua) paling sederhana. Biasa disebut hewan yang berpori. Porifera dalam bahasa latin porus dan ferre. Porus berarti berpori dan ferre berarti dinding (Kastawi, 2005). Dikenal juga sebagai spons. Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons (busa).
Sumber : Youtube - Sponges! Jonathan Bird's Blue World
1. Ciri Khusus
Filum Porifera
Kastawi (2005) mengemukakan Porifera mempunyai ciri-ciri
khusus sebagai berikut:
Sumber : Invertebrate Zoology Fifth Edition
a. Tubuh Porifera memiliki banyak pori, yang merupakan awal
dari sistem kanal (saluan air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan
lingkungan internal.
b. Tubuh Porifera
tidak dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks (appendages) dan bagian tubuh
yang dapat digerakkan.
c. Tubuh Porifera belum memiliki sistem saluran pencernaan
makanan, adapun pencernaannya berlangsung secara intraselular.
d. Tubuh Porifera
dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun atas bentuk kristal dari spikula-spikula
atau bahan fiber yang terbuat dari bahan organik.
2. Bentuk dan
Struktur Filum Porifera
Ukuran tubuh hewan spons sangat bervariasi, kebanyakan spons
kalkareus berukuran kira-kira sebesar butir padi, tetapi sebuah spons yang
besar bisa memiliki tinggi dan diameter beberapa meter. Beberapa jenis hewan
ini bersimetri radial, tetapi kebanyakan tidak teratur atau asimetris, yang
menampakkan bentuk seperti sebongkah batu, tegak, pipih melebar dan menempel
(encrusting), atau bercabang-cabang. Arsitekstur tubuh spons sangatlah unik,
berkaitan dengan sistem kanal atau saluran air dan sifatnya yang sesil dan
memiliki bentuk radial yang primitif. Struktur tipe yang sederhana ini disebut
askonoid. Bagian permukaan tubuh spons askon berlubang-lubang kecil (pori) yang
disebut pori masuk atau prosopil. Lubang kecil ini merupakan tempat masuknya
air dari luar. Pori masuk akan bermuara rada spongocoel (rongga sentral) dan
rongga sentral tersebut bermuara pada subuah lubang besar yang disebut oskulum.
Jadi air yang masuk melalui rongga sentral akan ke luar melalui oskulum.
Dinding tubuh Porifera relatif sederhana. Bagian permukaan
luar tertutupi oleh sel-sel pipih yang disebut pinakosit, dan secara
keseluruhan disebut pinakoderm. Tidak seperti epitelium pada kebanyakan hewan,
rada bagian basal lapisan pinakoderm tidak dilapisi membran basal. Setiap pori
dibentuk oleh porosit, sebuah sel yang bentuknya seperti tabung pendek yang
memanjang dari permukaan luar sampai ke spongocoel. Lubang dari porosit sebagai
lubang masuknya air, disebut ostium. Di sebelah dalam dekat lapisan pinakoderm
terdapat suatu lapisan yang disebut mesohil (disamakan dengan mesenkim), yang
terdiri dari matriks protein gelatinous yang berisikan bahan kerangka dan
sel-sel amoeboid, atau disebut juga lapisan mesoglea.
Kerangka tubuh relatif kompleks dan dapat menjadi penyokong
bagi sel-sel hidup pada tubuh hewan spons. Kerangka tubuh dapat tersusun dari
spikula kapur, spikula silika atau serabut protein spongin. Spikula pada
Porifera ada dalam berbagai bentuk dan sangat penting dalam identifikasi dan
klasifikasi (Kastawi, 2005).
Spikula
Sumber : Deena,2013
Sumber : Deena,2013
Sumber Boni,2017 (pratikum porifera)
3. Jenis-jenis Sistem Saluran Air Filum Porifera
Anggota Porifera
tidak memiliki sistem sirkulasi yang khusus. sirkulasi dari luar ke dalam tubuh
dilakukan oleh aliran air, sedangkan yang di dalam jaringan tubuh atau antar
sel dilakukan oleh sel-sel amoeboid. Dimana flagela dan sel-sel lehernya giat
mengadakan gerak penyapuan untuk untuk menimbulkan aliran air. Di samping gerak
flagel, porosit juga sangat menentukan percepatan atau pelambatan aliran air
dalam rongga berflagel. Seperti telah dijelaskan bahwa fungsi utama dari aliran
air adalah sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat, dari lingkungan
eksternal ke dalam lingkungan internal dan sebaliknya (Kastawi, 2005). Terdapat
tiga jenis sistem saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid.
Tipe-tipe sistem saluran air pada hewan spon; (a). Tipe askonoid, (b). Tipe sikonoid (c). Tipe leukonoid (Wallace dan Taylor, 1997)
Tipe-tipe sistem saluran air pada hewan spon; (a). Tipe askonoid, (b). Tipe sikonoid (c). Tipe leukonoid (Wallace dan Taylor, 1997)
Sumber : Invertebrate Zoology Fifth Edition
Sumber : Youtube - Filtering Barrel and Chimney Sponges
4. Sistem
Reproduksi Filum Porifera
Hewan hewan Porifera dapat berkembangbiak secara seksual
maupun secara aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan
membentuk kuncup (budding) atau benih (gemmulae). Kuncup itu setelah mengalami
pertumbuhan ada yang masih tetap melekat pada tubuh induk, sehingga membentuk
semacam koloni atau rumpun, tetapi ada yang memisahkan diri dengan tubuh induk.
Perkembangbiakan secara seksual, pada Porifera belum ditunjang oleh alat
reproduksi/kelamin khusus, baik ovum maupun spermatozoidnya berkembang dari
amoebosit khusus yang disebut arkheosit. Arkheosit ini ditemukan di dalam
kawasan mesoglea.
Ada jenis Porifera yang bersifat monosius
(hermaprodit/berumah satu) ada yang bersifat diosius (kelamin terpisah/berumah
dua). Bagi yang bersifat hermaprodit perkawinannya dilakukan secara perkawinan
silang, artinya ovum Porifera yang satu dikawini oleh spermatozoid Porifera
yang lain. Ovum sebelum dan sesudah dikawini oleh spermatozoid masih tetap
tinggal di dalam tubuh induk, yaitu di dalam kawasan mesoglea atau mesenkhim
(Kastawi, 2005).
5. Habitat
Porifera
Hewan spons umumnya hidup menempel pada substrat dasar
pantai yang berupa bebatuan, cangkang, koral dari karang, potongan-potongan
kayu, yang terendam, bahkan beberapa spesies dapat hidup pada dasar berpasir
yang halus, atau dasar yang berlumpur. Sebagian besar berhabitat di laut
dangkal tetapi beberapa kelompok, termasuk spons kaca, hidup dilaut dalam. Pada
umumnya Porifera itu hidup di air laut, yaitu tersebar atau terbentang dari
sejak dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah ke dalaman 3,5 mil
(Kastawi, 2005).
6. Klasifikasi Filum Porifera
Menurut Kastawi (2005) Porifera dibagi menjadi tiga kelas,
yaitu :
1. Calcarea
2. Hexactinellida
3. Demospongiae.
7. Manfaat Filum Porifera
Beberapa jenis Porifera dapat dimanfaatkan oleh manusia
seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia
yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengobatan kanker. Kelas Demospongiae
yang hidup di laut dangkal juga dapat dimanfaatkan, misalnya spons sebagai
pembersih kaca. Porifera yang biasa hidup di laut pada umumnya dimanfaatkan
juga sebagai bahan obat-obatan dalam farmasi yang memberikan pengaruh yang luas
untuk kesehatan. Secara tidak langsung, bisa dimanfaatkan untuk
anti-inflammatory, antitumor, dan antibiotik. Sponge yang sudah mati dan
mengeras bisa juga jadi batu gosok (ampelas) untuk kayu. Tumbuhan spons
merupakan salah satu organisme laut yang bisa diolah sebagai bahan (Mayers,
2001).
Sumber : Youtube - Faux Like a Pro Natural Sea Sponges
No comments:
Post a Comment